BMW 130i, Paling Tahan Banting Versi Autobild

Minggu, 21 Februari 2010

TEMPO Interaktif, Berlin - BMW 130i menjadi model paling 'tahan banting' dalam peringkat uji jangka panjang oleh majalah mobil terkemuka Jerman Autobild. Selain BMW 130i yang menjadi mobil dengan performa terbaik BMW 320i Touring menempati peringkat kelima.

Kedua model ini berhasil menempuh jarak 100.000 kilometer, tanpa gangguan sedikitpun. BMW 130i tidak hanya mencatat hasil terbaik sepanjang 2009, tetapi juga mencapai peringkat puncak untuk semua klasemen kendaraan yang pernah menempuh uji jarak tempuh tersebut.

Dalam rilis yang diterima Tempo, Jumat (19/2), disebutkan BMW 130i mendapatkan nilai 1+ (atau AAA) didalam tes tersebut, dimana para juri profesional harus mengakui kinerja mobil sport kompak BMW ini sebagai “Best Auto Bild Long-Term Test Car of All Time”.

Selain soal performa, BMW 130i juga dipuji juri karena kenikmatan berkendara yang ditawarkan oleh mobil tersebut. Disebutkan compact car ini juga jempolan dalam urusan kekuatan, putaran tinggi yang diraih dalam waktu cepat dan efisiensi dari mesin enam silindernya.

Nilai memuaskan yang dicapai oleh BMW 130i merupakan hasil tes jangka panjang terbaik yang pernah tercatat oleh Auto Bild di sepanjang tahun 2009.

Mobil kompak lima pintu ini berhasil menyelesaikan maraton 100.000 km-nya, meliputi jalur pendek dan panjang di Autobahn, dalam kurun waktu sekitar satu setengah tahun. Tantangan berat ini diselesaikan tanpa gangguan sedikitpun, dimana konsumsi oli mesin dan tingkat keausan kampas rem sepanjang periode pengujian sangatlah rendah.

Dalam laporan akhir mereka, para juri mengakui bahwa kualitas yang tinggi dari BMW 130i dapat terus dinikmati bahkan setelah mengalami berbagai tes yang berat. Mereka menekankan bahwa pada akhirnya “mobil tanpa cacat” ini tidak menunjukkan tanda-tanda keausan dan kelelahan sedikitpun.

Hanya saja tidak disebutkan siapa yang menjadi lawan BMW 130i dalam uji coba ini.

Honda Siapkan Teknologi Hybrid Baru Tahun Depan

TEMPO Interaktif, Tokyo - Pabrikan Jepang, Honda Motor Corp., mengumumkan tengah menyiapkan teknologi hybrid baru yang akan disematkan pada produk-produk mereka.

Chief Operating Officer Research & Development Honda mengatakan target ini merupakan bagian dari rencana memproduksi kendaraan hijau pabrikan tersebut.

"Kami sudah melewati tahap penelitian dan kini memasuki pengembangan model," kata Tomohiko Kawanabe, Honda COO R&D dalam wawancara dengan kantor berita Reuters.

Saat ini Honda sudah memiliki beberapa model teknolgi hybrid seperti Insight, Civic atau sport compact baru CR-Z. Namun mereka berniat membangun teknolgi yang juga bisa dimasukkan pada model kendaraan yang lebih besars seperti minivan Honda Odyssey atau model SUV, Honda Pilot.

Tentunya menarik bagaimana persaingan Honda dalam membangun kendaraan ramah lingkungan dan hemat bahan bakar. Sejauh ini Honda bersaing ketat dengan pabrikan lain asal Jepang Toyota yang memiliki Toyota Prius.

Tomohiko Kawanabe mengatakan mobil listrik-listrik produksi Honda ini hanya menggunakan motor tunggal (bukan dua seperti pada Prius) dan baterai NiMH yang memungkinan ongkos produksinya lebih murah.

Wajah Baru Toyota RAV4


Jepang – Upaya mempertahankan dominasi small SUV coba diwujudkan Toyota dengan mengenalkan wajah baru RAV4. SUV yang populer di dataran Amerika Utara hingga Kanada dan Eropa itu, baru saja mengalami penyempurnaan luar dalam.

Wajah Toyota RAV4 tampil lebih berkarakter dengan garis-garis tegas di bagian bonet depan. Sentuhan stylish dan maskulin tampak sekali pada desain lampu utamanya yang memanjang ke samping. Sepintas desain lampunya mirip sekali dengan Toyota Camry, yang juga merupakan sedan terlaris di Amerika.

Sejauh ini gambar perdana Toyota RAV4 yang akan meluncur resmi pada 2011 nanti masih sangat terbatas. Oleh karena itu bagaimana detilnya masih menjadi misteri.

Kendati begitu Toyota memberikan kesempatan untuk membuka tabir RAV4 selebar-lebarnya. Pasalnya SUV favorit bintang Hollywood, Tom Hanks ini akan tampil perdana pada ajang Geneva Auto Show, Maret 2010 nanti.

Toyota RAV4 merupakan mobil yang tergolong recommended bagi Consumer Reports. Majalah ini merekomendasikan RAV4 sebagai kendaraan dengan kinerja paling baik dan memuaskan pada sejumlah tes yang dilakukan. Bahkan Annual Car Reliability Survey Consumer Reports menempatkan RAV4 di atas rata-rata SUV sekelasnya di Amerika Serikat.

Honda Siapkan Mesin Diesel Baru Berkapasitas Kecil

TEMPO Interaktif, Tokyo - Pabrikan asal Jepang, Honda, bakal segera mengumumkan mesin diesel berkapasitas kecil milik mereka dalam waktu dekat. Kepala pusat riset dan pengembangan Honda Tomohiko Kawanabe mengatakan untuk saat ini mereka membidik pasat Eropa dan India.

"Jika Anda ingin bersaing di pasar seprti Indoa dan Eropa Anda butuh mesin diesel dengan kapasitas kecil," kata Tomohiko Kawanabe sebagaimana dikutip autoevolution.

Honda memang kalah bersaing dalam menjual produk-produknya di Eropa lantaran tak memiliki mesin berbasis diesel. Padahal selama ini permintaan akan kendaraan bermesin diesel oleh konsumen pasar Eropa terus meningkat.

Selama tujuh tahun terakhir, Honda hanya menawarkan satu model mesin diesel yaitu 2.2 liter i-CTDi. Mesin ini dinilai cukup sanggup bersaing karena rendah emisi CO2 dan NOx, tidak bising, bertenaga dan konsumsinya ringan. Klaim menyebutkan mesin ini hanya membutuhkan 5.4 liter bahan bakar untuk 100 km. Sayangnya mesin ini hanya dipasang di Accord untuk pasar Eropa.

Tahun 2008, Honda memperkenalkan generasi kedua yang disebut i-DTEC. Sama seperti pendahulunya, mesin ini juga cukup populer dan masuk jajaran pertama mesin yang lolos standar emisi EURO 5.

Namun sekali lagi, lantaran mesin ini hanya terbatas pada beberapa model, membuat Honda tak banyak berbicara di pasar Eropa. Kini, dengan mesin baru berkapasitas kecil yang mungkin bisa disematkan pada model seperti Honda Jazz, Honda berpeluang bersaing.

Toyota Rush : Nyaman Pakai Matik

Harga Toyota Rush MatikToyota Rush vs Daihatsu Terios. Kembar tapi tak sama. Seperti itulah gambaran Daihatsu Terios dibandingkan dengan Toyota New Rush. Perbedaan mendasar adalah Daihatsu Terios berkapasitas 7 penumpang sedangkan Toyota Rush berkapasitas 5 penumpang. Selain kemapanan brand image Toyota, kemewahan serta kelebihan fitur juga diberikan oleh Toyota Rush.Sang pemilik, Nino (28 tahun), memilih New Rush sesuai dengan kebutuhannya. Karena belum berkeluarga, maka kapasitas 5 penumpang dirasakan sudah cukup. Sementara transmisi otomatis dinilai sangat cocok untuk kondisi lalu lintas yang macet di pagi dan sore hari. Maklum, Nino yang bertempat tinggal di Bekasi dan berkantor di Gatot Subroto harus merasakan rute macet pulang pergi tiap hari.

Sedikit perbedaan lain antara Daihatsu Terios dan Toyota Rush terletak pada ukuran ban Rush yang lebih lebar serta profil yang lebih rendah daripada Terios. Ukuran ban Terios 216/60/ R15, sedangkan Rush memakai ban 235/65/R16 sehingga pengendaraan Rush terasa lebih stabil. Mesin keduanya sama persis (3SZ-VE) yang menghasilkan tenaga 107 tk/6.000 rpm dan torsi 142,7 Nm/4.400 rpm.

Dengan tempat duduk 5 penumpang, otomatis kapasitas bagasi menjadi lebih luas. Nino pun lebih leluasa membawa berbagai barang saat berlibur ke tempat favoritnya di daerah Labuhan, Jawa Barat. Dengan ground clearance setinggi 200 mm, Nino tenang saja melalui bagian jalan yang rusak selama perjalanan.

Walaupun belum dilengkapi fitur keselamatan seperti airbag, Rush sudah memiliki fitur keselamatan lainnya seperti ABD, EBD, termasuk parking sensor. Varian yang dipakai Nino juga sudah dilengkapi fog lamp dan roof rack. Toyota Rush bertransmisi manual maupun otomatis sudah memiliki fitur lampu belok yang melekat pada kaca spion luar.

Pir atau Piro

Ada seorang Mandailing (bukan Batak, Mandailing adalah suku lain di daerah Selatan Sumut) merantau ke Jakarta, karena tidak berhasil mendapat kerja kantoran akhirnya si Mandailing ini berwirasta alias berjualan apa saja di pasar Manggarai, hari ini jualan sayur, besok jualan barang bekas, pokoknya apa saja yang memberikan untung.

Suatu hari si Mandailing ini berjualan pepaya, tengah hari datang seorang pembeli, kebetulan seorang Jawa pembantu rumah tangga yang baru datang di Jakarta, bahasa Indonesia-nya belum lancar. Sesuai instruksi majikan, si Jawa mencoba merasakan apakah pepaya yang dijual sudah masak atau belum. Dengan halus si Mandailing memperingati : “zangan keras-keras mas, supaya tidak penyok” (dengan logat Mandailing tentunya yang mirip dengan logat Batak). Setelah yakin bahwa pepaya yang mau dibeli sudah matang, si Jawa bertanya: “piro siji?”, si Mandailing heran dan tidak mengerti dan dia menjawab: “tidak keras mas ... lunak kok, coba lagi” (pir -dari piro- dalam bahasa Mandailing artinya keras).

“Ya ..... piro siji?”, si Jawa bertanya lagi, mulai keheranan.
“Tidak keras mas .... coba lagi”, si Mandailing menjelaskan lagi dengan nada mulai meninggi.
“Lha iya ...... piro?”, si Jawa bertanya lagi, tambah heran.

Misunderstanding terus berlanjut, si Mandailing makin marah dan si Jawa makin heran. Akhirnya si Mandailing bilang : “sudah kubilan lunak ... keras (pir) kau bilang .... lihat ini .....”, si Mandailing menonjok pepayanya sampai hancur.

“Dasar zawa .... sekarang kau mau apa?!”, tantang si Mandailing. Si Jawa kita terpaksa lari terbirit-birit.

Humor Daerah Sumatra

Tidak bermaksud untuk menghina satu suku tertentu...just joke..Horas...

Pada jaman dahulu kala, hiduplah serorang pendekar wanita, Butet namanya. Sebelum lulus dari Pandapotan silat, ia harus menempuh ujian Nasution. Agar bisa berkonsentrasi, dia memutuskan untuk menyepi ke gunung dan berlatih.

Saat di perjalanan, Butet merasa lapar sehingga memutuskan untuk mampir di Pasaribu setempat.

Beberapa pemuda tanggung yang lagi nonton sabung ayam sambil Toruan, langsung Hutasoit-soit melihat Butet yang seksi dan Hotma itu. Tapi Butet tidak peduli, dia jalan Sitorus memasuki rumah makan tanpa menanggapi, meskipun sebagai perempuan yang ramah tapi ia tak gampang Hutagaol dengan sembarang orang.

Naibaho ikan gurame yang dibakar Sitanggang dengan Batubara membutanya semakin berselera. Apalagi diberi sambal terasi dan Nababan yang hijau segar. Setelah mengisi perut, Butet melanjutkan perjalanan. Ternyata jalan ke sana berbukit-bukit. Kadang Nainggolan, kadang Manurung. Di tepi jalan dilihatnya banyak Pohan, kebanyakan Pohan Tanjung. Beberapa diantaranya ada yang Simatupang diterjang badai semalam.

Begitu sampai di atas gunung, Butet berujar "Wow, Siregar sekali hawanya"
katanya, berbeda dengan kampungnya yang Pangabean. Hembusan Perangin-angin pun sepoi-sepoi menyejukkan, sambil diiringi Riama musik dari mulutnya. Sejauh Simarmata memandang warna hijau semuanya.
Tidak ada tanah yang Girsang, semuanya Singarimbun. Tampak di seberang, lautan ikan Lumban-lumban. Terbawa suasana, mulanya Butet ingin berenang. Tetapi yang diketemukannya hanyalah bekas kolam Siringo-ringo yang akan di Hutahuruk dengan Tambunan tanah. Akhirnya dia memutuskan untuk berjalan-jalan di pinggir hutan saja, yang suasananya asri, meskipun nggak ada Tiurma memlambai kayak di pantai.

Sedang asik-asiknya memnikmati keindahan alam, tiba-tiba dia dikejutkan oleh ular yang sangat besar. "Sinaga!" teriaknya ketakutan sambil lari Sitanggang-langgang. Celakanya, dia malah terpeleset dari Tobing sehingga bibirnya Sihombing. Karuan Butet menangis Marpaung-paung lantaran kesakitan. Tetapi dia lantas ingat, bahwa sebagai pendekar pantang untuk menangis. Dia harus Togar. Maka, dengan menguat-nguatkan diri, dia pergi ke tabib setempat untuk melakukan pengobatan.

Tabib tergopohg-gopoh Simangunsong di pintu untuk menolongnya. Tabib bilang, bibirnya harus di-Panjaitan.

"Hm, biayanya Pangaribuan" kata sang tabib setelah memeriksa sejenak.

"itu terlalu mahal. Bagaimana kalau Napitupulu saja?" tawar si Butet.
"Napitupulu terlalu murah. Pandapotan saya kan kecil".
"Jangan begitulah. Masa' tidak Siahaan melihat bibir saya Sihombing begini? Apa saya mesti Sihotang, bayar belakangan? Nggak mau kan?" "Baiklah, tapi pakai jarum Sitompul saja" sahut sang mantri agak kesel. "Cepatlah! Aku sudah hampir Munthe. Saragih sedikit nggak apa-apalah".

Malamnya, ketika sedang asik-asiknya berlatih sambil makan kue Lubis kegemarannya, sayup-sayup dia mendengar lolongan Rajagukguk. Dia Bonar-bonar ketakutan. Apalagi ketika mendengar suara disemak-semak tiba-tiba berbunyi "Poltak!" keras sekali.

"Ada Sitomorang?" tanya Butet sambil memegang tongkat seperti stik Gultom erat-erat untuk menghadapi Sagala kemungkinan

Terdengar suara pelan, "Situmeang". "Sialan, cuma kucing." desahnya lega. Padahal dia sudah sempat berpikir yang Silaen-laen. Selesai berlatih, Butet pun istirahat. Terkenang dia akan kisah orang tentang Hutabarat di bawah Tobing pada jaman dulu dimana ada Simamora, gajah Purba yang berbulu lebat. Keesok harinya, Butet kembali ke Pandapotan silatnya. Di depan ruangan ujian dia membaca tulisan: "Harahap tenang! Ada ujian.

"Wah telat, emang udah jam Silaban sih". Maka Siboru-boru dia masuk ke ruangan sambil bernyanyi-nyanyi. Di-Tigor-lah dia sama gurunya "Butet, kau jangan ribut!, bikin kacau konsentrasi temanmu!"

Butet, tanpa Malau-malau langsung Sijabat tangan gurunya, "Nggak Pakpahan guru, sekali-sekali?!"

Akhirnya, luluslah Butet dan menjadi orang yang disegani karena mengikuti wejengan guru Pandapotan silatnya untuk selalu,
"Simanjuntak gentar, Sinambela yang benar!"